Pemimpin oposisi Venezuela Maria Corina Machado kembali tampil secara dramatis di mata publik pada hari Sabtu, bergabung dengan ribuan pendukung di Caracas yang memprotes hasil pemilu nasional hari Minggu lalu yang disengketakan.
Machado menyatakan tekadnya untuk menentang hasil tersebut meskipun ada kekhawatiran terhadap keselamatannya.
“Seperti halnya kita membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai kemenangan pemilu, kini tibalah saatnya kita melewati tahapan yang harus kita lalui hari demi hari, tetapi kita belum pernah sekuat hari ini, tidak pernah,” Machado menyatakan kepada khalayak.
Hasil pemilu yang diumumkan oleh otoritas pemilu Venezuela, yang dikritik karena biasnya terhadap pemerintah sosialis yang berkuasa, menyatakan Presiden Nicolas Maduro sebagai pemenang dengan 51% suara.
Kandidat oposisi Edmundo Gonzalez menerima 46% suara, selisih suara dikonfirmasi lagi pada hari Jumat.
Pengumuman ini telah memicu tuduhan penipuan pemilu dan memicu protes di seluruh negeri.
Pasukan keamanan telah menanggapi dengan tindakan keras, dan pemerintahan Maduro telah menyebut kerusuhan itu sebagai bagian dari upaya kudeta yang didukung AS.
Kekerasan tersebut telah mengakibatkan sedikitnya 20 kematian dan sekitar 1.200 penangkapan, menurut Human Rights Watch dan sumber pemerintah.
Selain di Caracas, demonstrasi juga terjadi di Valencia, Maracaibo, dan San Cristobal. “Saya senang karena saya di sini bersama Maria Corina, mendukung Venezuela untuk keluar dari ketidakadilan yang mengerikan ini,” kata Yamilet Rondon, 42 tahun, sambil melambaikan bendera Venezuela di Caracas.
Susana Martinez, seorang guru prasekolah di Valencia, mengungkapkan emosinya yang campur aduk, “Saya datang ke pawai ini dengan rasa takut, takut akan penindasan yang telah kita lihat, tetapi ini adalah perjuangan kami.”
Pawai pro-Maduro diperkirakan akan dimulai kemudian, dengan beberapa pendukung sudah turun ke jalan.
Alfredo Valera, presiden serikat Fontur Venezuela, bergabung dengan karavan pro-pemerintah di Caracas, dengan menegaskan, “Hari ini kami di sini mengindahkan seruan presiden kami untuk membela demokrasi.”
Organisasi Negara-negara Amerika telah menyerukan perdamaian dan mengutuk kekerasan, serta mendesak tidak ada lagi tahanan politik atau penyiksaan.
Sementara itu, beberapa negara, termasuk AS, Argentina, Kosta Rika, Ekuador, Panama, dan Uruguay, telah mengakui Gonzalez sebagai pemenang sah pemilu tersebut.
Sebaliknya, Rusia, Cina, dan Kuba telah mengucapkan selamat kepada Maduro.
(Dengan masukan dari Reuters)