Seorang hakim New York diperkirakan akan mengumumkan pada hari Jumat kapan mantan Presiden Donald Trump akan dijatuhi hukuman karena memalsukan catatan bisnis untuk menutupi pembayaran “uang tutup mulut” kepada seorang bintang film dewasa.
Trump sudah punya dua kali berusaha menunda hukuman setelah ia dinyatakan bersalah pada bulan Mei oleh juri yang bulat 34 tuduhan kejahatan pemalsuan catatan bisnis.
Ia awalnya dijadwalkan dijatuhi hukuman pada 11 Juli, tetapi Hakim Juan Merchan menunda tanggal tersebut hingga 18 September setelah Trump meminta hakim untuk membatalkan hukumannya. Trump mengutip putusan Mahkamah Agung yang menyatakan bahwa mantan presiden memiliki kekebalan atas “tindakan resmi”, dan bukti yang terkait dengan pekerjaan presiden tidak dapat disertakan dalam persidangan pidana.
Merchan mengatakan dia akan memutuskan permintaan Trump untuk mengesampingkan putusan juri hanya dua hari sebelum jadwal hukuman saat ini, pada 16 September.
Pada bulan Agustus, Trump meminta agar tanggal vonis diundur lebih jauh — hingga setelah pemilihan presiden. Pengacara Trump mengatakan penundaan berikutnya akan memberi waktu bagi timnya untuk mengajukan banding jika Merchan menolak permintaan mereka untuk membatalkan vonis.
Sambil menunggu keputusan Merchan, Trump juga menempuh cara lain untuk menunda hukuman. Ia meminta hakim federal untuk mengambil alih kasus tersebut, dengan alasan kasus tersebut seharusnya berada di pengadilan federal. Hakim federal menolak permintaan tersebut pada hari Rabudan Trump mengajukan banding.
Pada hari Kamis, seorang pengacara Jaksa Wilayah Manhattan Alvin Bragg memberi tahu pengadilan banding bahwa Merchan akan mengeluarkan keputusannya mengenai hukuman besok.
“Hakim kini telah memberi tahu para pihak bahwa keputusan akan diberikan besok,” tulis pengacara Bragg.
Jaksa mengatakan Trump menyetujui skema untuk menyembunyikan pembayaran ganti rugi kepada pengacara yang mengirim “uang tutup mulut” sebesar $130.000 kepada bintang film dewasa Stormy Daniels beberapa hari sebelum pemilihan presiden 2016. Trump membantah pertemuan itu dan mengaku tidak bersalah.
Merchan memiliki keleluasaan yang luas dalam menentukan hukuman Trump. Dakwaan tersebut memiliki hukuman maksimal hingga empat tahun penjara, tetapi ini adalah hukuman pertama Trump, jadi Merchan juga dapat menjatuhkan hukuman yang melibatkan berbagai alternatif selain hukuman penjara, termasuk masa percobaan.