Lebih dari 140 orang telah ditangkap di Inggris sejak Sabtu malam ketika kerusuhan dan kekerasan melanda negara itu.
Petugas polisi terlibat bentrok dengan demonstran saat mereka membakar mobil, melemparkan botol, meneriakkan nyanyian anti-imigrasi, dan bentrok dengan pengunjuk rasa anti-rasisme.
Pada hari Minggu, para perusuh juga menyerang sebuah hotel di South Yorkshire yang digunakan untuk menampung para pencari suaka. Bahasa Indonesia: BBC dilaporkan.
Protes tersebut meletus setelah penusukan yang menewaskan tiga gadis muda di kelas dansa bertema Taylor Swift di Southport, barat laut Inggris, pada hari Senin.
Demonstrasi tersebut telah diorganisir dan dipicu oleh kelompok sayap kanan, yang telah menggunakan media sosial untuk menyebarkan misinformasi anti-imigran.
Hal ini terjadi setelah tersebarnya klaim palsu mengenai identitas tersangka pembunuhan Southport, Axel Rudakubana.
Rumor tak berdasar beredar di dunia maya bahwa Rudakubana adalah seorang Muslim, yang menyebabkan terjadinya serangan terhadap sejumlah masjid.
Rudakubana lahir di Cardiff, Wales, ke orang tua RwandaKeluarga tersebut sangat terlibat dengan gereja lokal mereka, Cermin dilaporkan, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengutuk serangan akhir pekan ini sebagai “tindakan premanisme sayap kanan.”
“Jangan ragu: mereka yang terlibat dalam kekerasan ini akan menghadapi hukuman hukum yang berat,” tambahnya.
Kota-kota seperti London, Manchester, Belfast, dan Bristol telah terkena dampak gangguan tersebut.